Mengenali Diri Di hadapan Tuhan

MENGENAL DIRI DI HADAPAN TUHAN

KITAB AL RISALATUL LIDUNIYYAH (1)
ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺍﻟﻪ ﺍﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭ ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻣﺤﻤﺪﺍ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ
TEORI ILMU TASAWWUF ( IMAM AL GHAZALI )Ilmu Terus Dari
Allah
(IMAM AL GHAZALI)
Pembicaraan tentang teori ilmu, konsep ilmu dan posisi ilmu
tasauf serta pendekatan studi yang telah diutarakan oleh
Hujjatul Islam Imam Ghazali. Tulisan ini hanya cuma menulis
kembali uraian dari
Kitab "Al-RISAALATULIDUNIYAH" yang kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu (tulisan jawi) oleh
Abdullah bin Muhammad (Naqula) dan diberikan judulnya
sebagai "ILMU TERUS DARI ALLAH".Pengertian Ilmu yang
digunakan oleh Hujjatul Islam Imam Ghazali dalam sebuah
kitabnya yang bernama Al-Risalatul-liduniyyah adalah
seperti berikut:
AL-ULUM AL-MAKTASABAH yang berarti ilmu-ilmu yang
diperoleh dengan mencurahkan usaha seperti belajar dan
meneliti. Dengan kata lainnya adalah ilmu-ilmu yang
diperoleh dengan senang (Al-Ulum Al-Dhoruriyah)
maksudnya ilmu-ilmu yang diperoleh dengan mudah hanya
melalui salah satu dari anggota-anggota indera seperti rasa
manis melalui lidah, mendengar suara melalui telinga dan
lain-lainnya .
Ilmu GHAIBI laduni atau lebih singkatnya disebut sebagai
ilmu laduni yang berarti secara hurfinya 'ILMU KESISIAN'
yaitu ilmu disisi tuhan. Sama dengan ILMU ALLAH atau ILMU
TUHAN.
Beberapa ahli ilmuan Islam memberikan atau menggunakan
berbagai istilah lain yang sama artinya dengan ilmu laduni
ini dalam usaha mereka untuk mengajukan pendekatan ilmu
masing-masing. Antaranya adalah sebagai berikut:
Ilmu Batin
Ilmu Qalbi
Ilmu Mukasafah
Ilmu Asyror
Ilmu Maknun
Ilmu Hakikat
Ilmu Makrifat
Ilmu Tasauf
Telah banyak ulama-ulama atau ilmuwan zohir terkelincir
karena mereka membantah dan meniadakan ilmu laduni ini.
Kita lihat bagaimana satu catatan hal tersebut yang
dikemukakan oleh Imam Ghazali yang mengatakan:
"Seorang dari teman-kawanku telah menceritakan kepadaku
tentang seorang alim yang mengingkari ILMU GHAIBI laduni
yang menjadi pegangan para pemimpin tasauf dan fokus
anggota thorikat yang berpendapat bahwa ilmu laduni adalah
lebih kuat dan lebih tepat dari ilmu-ilmu yang diperoleh
dengan usaha yang tersedia dengan belajar. Kawanku juga
mengatakan bahwa orang alim itu berkata bahwa aku pikir
tidak ada seorang pun dalam dunia ini yang bisa
menyebutkan ilmu yang sebenarnya dengan pikiran semata
tanpa belajar dan tanpa usaha-usaha untuk mendapatkannya.
Aku (Ghazali) berkata seolah -olah orang itu tidak tahu
tentang cara-cara untuk mendapatkan ilmu dan tidak tahu
pula kerja 'JIWA INSANI', KEMURNIAANNYA DAN CARA-
CARA PENERIMAAN DARI ALAM GHAIB DAN ILMU alam
malakut. "
Mengatakan kelima .....
Sesungguhnya mereka yang hanya menganggap ilmu kalam
seperti fikih, tafsir dan sebagainya sebagai satu-satunya
ilmu yang bisa diperoleh oleh manusia adalah merupakan
mereka yang telah menyimpang dari metode hakikat karena
Al-Salmi (Abdul Rahman Muhammad bin Al-Husain bin
Musa Al-Azdi Al -Salmi seorang ahli tasawuf, ahli sejarah,
ahli hadis dan hadis tafsir yang telah menulis sebuah kitab
tafsir yang bernama 'Aqa'ik Al-Tafsir / Wafat tahun 1021 =
412 Hijrah) telah mengumpulkan sesuatu dalam tafsirnya
yang diambil dari kata-kata orang- orang muhaqiqin,
sedangkan kata-kata itu tidak tersebut dalam semua kitab
tafsir yang ada. Kata Ghazali lagi.
Ahli tafsir tepi jalan ini seolah-olah tidak tahu:
Bagian-bagian ilmu
Rincian-rinciannya
Tingkat-tingkatnya
Pernyataan-pernyataan dan
Batin-batin.
Memang sudah menjadi adat bahwa orang-orang yang jahil
dalam sesuatu akan mengingkari sesuatu itu dan orang yang
tersebut itu tidak pernah merasakan MINUMAN HAKIKAT dan
tidak mengetahui mengetahui tentang tentang Ilmu Laduni.
Definisi Ilmu Dan Kegunaannya
Ketahuilah bahwa ILMU (Pengetahuan) adalah konsep
(tasawwur) jiwa berakal yang tenang (Al-Nafsunathokhotul
Muthomainnah) terhadap hakikat-hakikat sesuatu (hakho-
ikul-asyaai) dan ternyata (suuraha) yang bersih dari benda-
benda dengan 'ainnya ( a'yaanaha), kualitas-kualitinnya
(kaifayaataha), kuantitas-kuantitasnya (kamayaataha),
jauhar-jauharnya (jawaaharoha), dan zat-zatnya
(zawaataha), kalau ia adalah tunggal (mufrad).A'LIM adalah
orang yang mengetahui adalah orang yang meliputi,
mencapai, lagi memiliki konsep; sedangkan "ma'lum" (apa
yang diketahui) adalah zat sesuatu yang terukir ilmunya pada
jiwa.Kemuliaan ilmu itu menurut ukuran kemuliaan informasi
dan derajat seseorang alim itu adalah menurut derajat
ilmunya. Tidak ragu-ragu lagu bahwa di antara informasi
yang paling utama, paling tinggi, paling mulia dan paling
besar adalah Allah Pencipta, Al-Haq yang tunggal, ilmu yang
berhubungan dengannya, ilmu tauhid adalah ilmu yang paling
utama, paling besar dan paling sempurna. Ilmu ini adalah
sesuatu kepastian. WAJIB mengetahuinya pada sekalian yang
berakal sebagaimana sabda rasulullah SAW. yang
berarti:"Menuntut ilmu adalah fardhu atau setiap orang
Islam".Dan beliau rasulullah menyuruh menemukan ilmu ini
dengan sabdanya yang artinya"Carilah ilmu meskipun negeri
China".Orang-orang yang memiliki ilmu tauhid ini adalah
yang paling utama di antara ulama-ulama lain. Sebab inilah
Allah Taala menyebut mereka ini secara khusus pada tingkat
yang tertinggi sebagaimana firmannya yang artinya:"Allah
telah terangkan bahwa tidak ada tuhan selain Dia yang
berdiri dengan keadilan dan disaksikan oleh malaikat dan
anggota ilmu." (Surah Al-Imran, ayat 18).Karena itu ulama-
ulama ilmu tauhid umumnya adalah Nabi-nabi, setelah
mereka barulah ulama-ulamayang menjadi ahli waris Nabi-
nabi. Ilmu Tauhid ini meskipun mulia dan sempurna pada
dirinya, ia tidak menolak lain-lain ilmu, malah ia tidak akan
ada tanpa bahan-bahan yang banyak dan bahan-bahan ini
tidak kan teratur jika tidak dari bantuan berbagai ilmu
seperti ilmu-ilmu langit dan falak-falak (astronomi dan
kosmologi) dan ilmu seluruh ciptaan. Dari Ilmu Tauhid lahir
pula ilmu-ilmu lain seperti yang akan kami (kelima) akan
sebutkan bagian-bagiannya pada tempat-
tempatnya.Ketahuilah bahwa ilmu itu sendiri adalah mulia
tanpa memandang aspek ma'lum, sampai ilmu sihir adalah
mulia pada dirinya meskipun palsu. Ini adalah karena ilmu
lawanya kebodohan dan kejahilan adalah dari kelaziman-
kelaziman kegelapan dan kegelapan termasuk dalam
lingkungan diam dan diam itu hampir dengan tidak ada.
Kepalsuan dan kesesatan termasuk dalam bagian ini. Jadi
kejahilan itu hukumnya adalah hukum tidak ada, sedangkan
ilmu hukumnya adalah hukum ada dan ada itu lebih baik
daripada tidak ada. Hidayah kebenaran dan cahaya
semuanya termasuk dalam lingkungan ada. Bila ada lebih
tinggi dari tidak ada maka tentulah ilmu lebih tinggi dari
kebodohan, karena kebodohan serupa dengan kebutaan dan
kegelapan, sedangkan ilmu serupa dengan penglihatan dan
cahaya. Tidaklah sama orang buta dengan orang yang
MELIHAT, juga tidaklah sama gelap dengan cahaya. Allah
Taala telah menjelaskan tentang ini dengan firmannya yang
berarti;"Katakankanlah (hai Muhammad) apakah sama
mereka yang tahu dan mereka yang tidak tahu?". (Surat Az-
Zumar ayat 9).Berdasarkan perbandingan di atas dapatlah
pula dikatakan bahwa KEJAHILAN adalah dari kelaziman-
kelaziman massa, sedangkan ILMU adalah dari sifat-sifat
JIWA. Jadi JIWA LEBIH MULIA DARI massa.Ilmu terbagi
menjadi beberapa bagian yang banyak. kita akan
mengatakan satu persatu dalam pasal yang lain, sedangkan
seorang alim memiliki berbagai cara untuk mendapatkan
ilmu itu juga kami akan sebutkan dalam pasal yang lain.
Yang perlu untuk Anda sekarang setelah mengetahui
keutamaan ilmu adalah mengetahui bahwa JIWA YANG
MERUPAKAN LUH SEGALA ILMU DAN TEMPATNYA. Massa
bukanlah sesuai untuk tempat ilmu karena massa adalah
terbatas dan tidak dapat dimuati oleh banyak ilmu, malah ia
hanya dapat menanggung ukiran-ukiran dan gurisan-gurisan
saja, sedangkan JIWA MENERIMA ILMU TANPA SEMPIT,
SESAK, JEMU DAN HILANG. Sekarang kita akan
membicarakan tentang jiwa secara ringkas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Temu Kangen Alias Reunian SMA Cimindi

KEBUN TEH PANGHEOTAN CIKALONG WETAN

Amalan Anak Kunci Pembuka Khasanah Langit dan Bumi